Gambar Musyawarah Mahasiswa
Blitar — Auditorium STIT Al-Muslihuun Tlogo Blitar, Kamis (24/07/2025), sukses digunakan untuk penyelenggaraan Musyawarah Mahasiswa (MUSYMA). MUSYMA sendiri merupakan agenda musyawarah tahunan yang diselenggarakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) sebagai forum tertinggi mahasiswa untuk memilih Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) atau Presiden Mahasiswa periode berikutnya.
Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan STIT Al-Muslihuun, perwakilan fraksi dari Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), serta delegasi dari setiap kelas. Total tercatat sebanyak 35 peserta hadir sebagai peserta penuh.
Secara teknis, MUSYMA berjalan lancar, namun di balik itu muncul dugaan bahwa DPM justru melepas tanggung jawabnya. Alih-alih memimpin jalannya sidang, DPM hanya terlihat sibuk mengurus konsumsi. Ironisnya, kursi pimpinan sidang yang seharusnya dipegang pimpinan sidang independen pilihan panitia malah dilempar tugaskan ke perwakilan BEM—pihak yang seharusnya disidang dan dipertanggungjawabkan di forum ini.
“Saya melihat DPM lebih sibuk memastikan konsumsi, padahal tugas utamanya adalah menjaga jalannya forum tetap independen dan akuntabel, apakah kedudukan DPM ini tadi sebagai lembaga legislatif, atau Dewan Perwakilan Mangan?,” ujar salah satu peserta MUSYMA.
Peserta lain menambahkan, banyak anggota DPM justru tidak hadir dalam pembahasan krusial, termasuk saat penetapan perubahan dan penambahan AD/ART BEM yang semestinya menjadi domain pengawasan DPM.
“BEM yang seharusnya diadili forum malah duduk di kursi pimpinan sidang. Sementara DPM seolah enggan masuk ke forum tanpa alasan jelas. Ini patut dipertanyakan: apakah DPM benar-benar paham mandat dan tanggung jawab mereka?” tambahnya.
Meski begitu, pihak pimpinan kampus menegaskan bahwa MUSYMA harus tetap berjalan demi keberlanjutan roda organisasi kemahasiswaan.
“Musyawarah ini harus tetap berlanjut, hadir atau tidaknya DPM bukan alasan untuk berhenti,” tegas Dr. H. Habib Bawafi, M.Hi., pimpinan STIT Al-Muslihuun.
Kejadian ini diharapkan menjadi tamparan bagi DPM agar kembali pada jalur, tugas, dan fungsinya: bukan sekadar pengurus konsumsi, tetapi pengawal jalannya demokrasi mahasiswa.
Penulis: Mr.X
5 Komentar
Anjayy.... DPM rasa tukang nyuluh — siang ngilang, malam ngintil, sidang dilepas, mahasiswa diawasi kayak kodok mau ditangkap. Demokrasi kok level jagal konsumsi sama patroli bayangan? gelar kalian Dewan Perwakilan Mangan bener-bener pas. 🤭
BalasHapusMunio ojo omong ae lekmu Muni kui wes sesuai takaranmu opo mung kecewamu sing Moco berita Ben ngerti isi hatimu
HapusDibayar Piro lekmu komen sakit hati atau ambisi gak terpenuhi jurnalis apa jurnal kelas gak kopenten buat berita
BalasHapusOwh sekarang puket III ganti? Atau gimana atau emang alur organisasinya begitu? Atau yang buat berita gak pernah belajar atau emang hobby buat nyinyir kala ambisi gak tercapai??
BalasHapusSejak kapan buat berita hanya dari satu sisi kalo gak kerjaannya cuma bikin sensasi rendahan? Berani konfirmasi dengan DPM gak tuh? Apa cuma liput apalagi cuma Mr.X kenapa ga lu kasih tambahan XL apa gitu sekalian endorse... Mau tahu lanjutannya wawancara dengan DPM nya apa lagi Presma dan DPM di pertemukan wiiiih seru tuh kaya liat bola ini malam
BalasHapus